Pertengahan Februari 2020 ini, Google kembali hapus aplikasi ToTok dari Play Store. Sebelumnya, tepatnya pada akhir Desember 2019 lalu, aplikasi ini sudah dihapus karena dianggap melakukan aktivitas spionase atau memata-matai penggunanya. Kemudian membagikan datanya pada pemerintah Uni Emirate Arab.
Aplikasi ToTok sudah diunduh jutaan kali di Play Store. Kebanyakan penggunanya berasal dari Uni Emirat Arab (UAE), kemudian Timur Tengah, Afrika dan Amerika Utara. Aplikasi ini memiliki kemiripan dengan WhatsApp.
Pada Desember lalu, pihak pengembang ToTok membantah tudingan memberikan akses ke pemerintah UEA. Mereka menyebut menghormati privasi dan keamanan data pengguna.
ToTok Messenger, Aplikasi Berbahaya yang Mengancam Data Pribadi Penggunanya
Berdasarkan laporan New York Times, aplikasi ini memberikan akses kepada pemerintah UEA untuk memantau percakapan pengguna, melacak lokasi, menentukan koneksi sosial, dan melacak media, seperti dilansir dari 9to5Google, Senin (17/2/2020).
Developer ToTok menyanggah disebut sebagai mata-mata dengan mengatakan “kami menghormati privasi dan keamanan, pengguna kami juga memiliki kontrol sepenuhnya pada data mereka yang ingin dibagikan kepada pihak ketiga”.
Aplikasi ini secara resmi dikembangkan oleh Breej Holding, tetapi itu diyakini sebagai kedok untuk DarkMatter. Sebuah perusahaan siber intelijen yang dijalankan oleh pejabat intelijen UEA dan mantan pegawai NSA serta intelijen militer Israel.
Kontroversi Aplikasi ToTok Messenger
Selain disebut membagikan data kepada pemerintah UEA, aplikasi ini juga terhubung dengan Pax AI, sebuah perusahaan penambangan data yang terkait dengan DarkMatter yang beroperasi dari gedung yang sama dengan agen intelijen dan tempat yang disebut rumah oleh DarkMatter.
Singga saat ini aplikasi ToTok Messenger diyakini merupakan tiruan ringan dari aplikasi Cina, YeeCall.
Kloning WhatsApp
ToTok Messenger memiliki kesamaan dengan banyak aplikasi, selain disebut sebagai tiruan aplikasi asal Cina, aplikasi ini memiliki kesamaan yang identik dengan WhatsApp.
Gaya desain yang diusung bisa dikatakan mirip dengan WhatsApp, jika tidak boleh disebut sama. Pemilihan warna, serta penempatan ikon membuat orang mungkin akan berpikir bahwa “ini adalah WhatsApp” versi modifikasi.
